Pondok Pesantren (ponpes) An-Nawawi sudah tersohor, baik di Kabupaten Purworejo, Tengah dan bahkan sampai nasional. Setidaknya itu dibuktikan dengan keberadaan para santri yang bukan sekadar berasal dari Purworejo saja, tapi juga berasal dari luar daerah, termasuk dari luar Jawa.
Sistem yang dikembangkan pondok pesantren ini tidak sekadar melestarikan pendidikan salafiyah, tapi sistem pendidikan formal. Selain itu, santri juga diajari ilmu tasawuf. Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, KH Achmad Chalwani mengatakan, pesantren ini sudah sejak lama memadukan sistem pendidikan formal, salafiyah, dan tasawuf.
Pondok pesantren An-Nawawi ini yang memiliki santri putra 430 orang dan putri sebanyak 387 orang ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Pondok Pesantren An-Nawawi ini berada di Dusun Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo didirikan pada tahun 1870 oleh Al Marhum Al Maghfurlah, KH Zarkasyi dengan nama ”Miftahul Huda”.
KH Zarkasyi adalah putra dari Kiai Asnawi dan dilahirkan di Desa Tempel Tanggul, Sidomulyo Purworejo.
Setelah beberapa tahun belajar di pesantren Bangil, KH Zarkasyi melanjutkan pendidikan ke kota suci Makkah untuk berguru kepada KH Abdul Karim Banten Jawa Barat yang tidak lain merupakan paman Syaikh Nawawi Banten. Ilmu yang diperoleh adalah Ilmu Thariqah yang dikenal dengan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah.
Setelah bertahun-tahun memperdalam ilmu di berbagai pondok pesantren, kemudian Zarkasyi bermukim di Desa Dunglo, Baledono, Purworejo.
Diganti
Pada tahun 1965, sewaktu kepemimpinan dilanjutkan oleh KH Nawawi bin KH Shiddieq bin KH Zarkasyi nama pondok pesantren diganti dengan nama ”Roudlotut Thullab ” yang berarti Taman Pelajar atau Taman Siswa. Pada 7 Januari 1996 bertepatan dengan tanggal 16 Sya’ban 1416 H kembali diganti menjadi ”An-Nawawi ”.
Menurut KH Achmad Chalwani, nama terakhir itu dipilih, karena dua alasan pokok. Pertama, dalam rangka tafaulan ( mengharap barokah ) kepada muasis atau pengasuh ketiga pondok pesantren, Al Marhum Al Maghfurlah KH. Nawawi bin Shiddieq.
Kedua, sebagai tonggak sejarah pada masa KH Nawawi inilah, sistem atau metode pengajaran dikenalkan kepada sistem madrasi atau dalam dunia pendidikan modern dikenal dengan istilah klasikal. Selain itu, pada tahun 1981, dirintis pula pendirian Pondok Pesantren putri Al Fathimiyyah (sekarang, Pondok Pesantren Putri An - Nawawi). Dengan kata lain, selama memimpin pondok pesantren, KH. Nawawi telah berhasil merumuskan dasar pengembangan Pondok Pesantren An-Nawawi.(Nur Kholiq-53)